“Perlu di catat sebelumnya bahwa saya bukan simpatisan Partai Demokrat ataupun Golkar. Buktinya saya golput di pemilu yang lalu dan akan golput lagi di pemilu yang akan datang”
Meski tulisan yang akan saya sampaikan ini seperti cenderung mendukung pemerintah tapi itu semua atas pertimbangan pengetahuan saya..
Begini ada temen yang bilang kalau sekarang harga minyak dunia sudah turun sampai level 60 USD/Barel sama seperti waktu BBM belum dinaikkan mei 2008 yang lalu, tapi kenapa pemerintah belum berani menurunkan harga BBM untuk saat ini, katanya dia lagi kalau pemerintah sekarang tidak punya kepemimpinan yang kuat dan tidak merakyat.
Saya tidak sependapat dengan temen saya tersebut, kenapa:
Pertama: Harga Minyak dunia yang turun sampai level 60 USD/BArel itu menurut saya hanyalah semu, itu meupakan efek dari krisis ekonomi global, ilustrasinya begini saat ekonomi dunia terpuruk, maka perusahaan akan menurunkan produksinya, karena penurunan produksi itu maka baik langsung maupun tidak langsung konsumsi minyak untuk industri akan berkurang seperti hukum ekonomi tentang hubungan demand & Supply saat permintaan turun dan suplay masih tinggi maka harga akan turun, tetapi sampai kapan? Bahkan sekarang ini OPEC (Organisasi Pengexport Minyak) sudah memunculkan wacana untuk mengurangi Supply-nya untuk mendongkrak harga minyak lagi, dan kalau di tambah dengan membaiknya ekonomi dunia yang mengakibatkan demand meningkat harga minyak akan membumbung tinggi, lalu apa imbasnya bagi bangsa Indonesia.
Begini, efek Psikologi yang di timbulkan dari penurunan harga BBM untuk bangsa Indonesia tidak akan sebesar dampak Psikologi dari efek yang ditimbulkan saat kenaikan, ilustrasi lagi, saat kenaikan BBM mei kemaren bisa jadi akan meningkatkan Inflasi 1 % misal dari 6 % ke 7 %, tapi kalau sekarang harga BBM di turunkan, penurunan inflasinya paling banter 0.5%, dari 7 % menjadi 6.5% kenapa bisa demikian, faktor kenaikan 1 % bukan cuma di pengaruhi oleh kenaikan harga BBM waktu itu, tapi juga kenaikan gaji PNS, nah kalau penurunan sekarang, kan tidak mungkin di barengi dengan kebijakan penurunan gaji PNS, itulah kenapa saya katakan penurunannya tidak akan siknifikan, dan misalkan setelah di turunkan kemudian harga minyak naik lagi, lalu harus menaikan lagi bisa jadi akan timbul gejolak dan akan lebih parah saya katakan lebih parah, karena inflasinya naik 1 % lagi dari 6.5% menjadi 7.5% siapa yang sengsara? Rakyat kecil lagi kan?
Yang berikutnya, saat ini Ekonomi Global masih gonjang-ganjing, Indonesia adalah Negara yang mungkin dan hampir pasti terkena imbasnya lihat saja minggu lalu ISHG (Index Harga Saham Gabungan) anjlok 10 % sampai-sampai pasar bursa di Suspend. Belum lagi Rupiah yang semakin terpuruk ke level Psikologis 10.000, per USD, ini perlu penanganan yang serius dan matang, dan untuk itu, pemerintah harus menyisihkan dana APBN untuk menanggulanginya, bayangkan saja Amerika telah mengucurkan dana 700 milyar dolar, inggris 691 Milyar dolar Jerman 680 Milyar dolar, Irlandia 544 Milyar Dolar, Prancis 492 Milyar dolar, dan negara2 lainnya (kompas, 26 Oktober 2008) nah kalau APBN Indonesia sekarang digunakan lagi untuk subsidi BBM, trus dana untuk antisipasi krisis dari mana? Mau utang IMF (International Monetary Found) konyol!!, kalau kita tidak mencadangkan dana itu kita mungkin akan mengalami krisis seperti 1997/1998 siapa yang mau?
Jadi kalau dibilang SBY sedang bermanufer politik untuk 2009 atas hal ini, saya justru menilai orang yang berkoar2 (termasuk DPR) tentang penurunan harga BBM itulah yang bermanufer politik.
Satu lagi kalau di bilang SBY kurang Power, saya pikir perlu kita kaji ulang jika kita bandingkan dengan pemimpin2 kita sebelumnnya, Lihatlah bagaimana Gebrakan KPK, Makhamah Konstitusi (MK), atau pemberantasan judi dari mulai sambung ayam sampai togel (saya memberi apresiasi yang tinggi untuk itu).
Tapi kalau SBY menurunkan harga BBM saat ini saya akan menentangnya.. mungkin tunggu lah dua atau 3 bulan lagi…
http://suklowor.wordpress.com/2008/11/08/soal-penurunan-harga-bbm-artikel-14/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar